Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang
meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari
individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu
masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Sedangkan akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul
apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa
menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.
Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung
persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya
melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama.
Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut
akan berlangsung relatif lebih cepat.
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Artikel
http://images.lzamzami.multiply.multiplycontent.com
1.KONSEP-KONSEP DAN KONSEPSI-KONSEPSI KHUSUS MENGENAI PERGESERAN
MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Semua konsep yang kita perlukan untuk menganalisa proses-proses pergeran
masyarakat dan kebudayaan, termasuk lapangan penelitian antropologi dan
sosiologi yang disebut dinamika sosial. Konsep yang terpenting ada yang
mengenai proses belajar kebudayaan sendiri, yakni internalisasi,
sosialisasi dan enkulturasi. Selain itu ada proses perkembangan
kebudayaan umat manusia(evolusi kebudayaan) dari bentuk-bentuk
kebudayaan yang sederahana hingga yang makin lama makin kompleks. Proses
lainnya adalah proses pengenalan unsur-unsur kebudayaan asing yang
disebut proses akulturasi dan asimilasi. Ada proses pembaruan(inovasi)
yang berkaitan erat dengan penemuan baru(discovery) dan invention.
2. PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN SENDIRI
Proses internalisasi, adalah proses yang berlangsung sepanjang hidup
individu, yaitu mulai saaat ia dilahirkan sampai akhir hayatnya.
Sepanjang hayatnya seorang individu terus belajar untuk mengolah segala
perasaan, hasrat, nafsu dan emosi yang membentuk kepribadiannya.
Perasaan pertama yang diaktifkan dalam kepribadian saat bayi dilahirkan
adalah rasa puas dan tak puas, yang menyebabkan ia menangis.
Proses sosialisasi, semua pola tindakan individu-individu yang menempati
berbagai kedudukan dalam masyarakatnya yang dikumpai seseorang dalam
kehidupannya sehari-hari sejak ia dilahirkan. Para individu dalam
masyarakat yang berbeda-beda juga mengalami proses sosialisasi yang
berbeda-beda, karena proses itu banyak ditentukan oleh susunan
kebudayaan serta lingkungan sosial yang bersangkutan. Penelitian
dilapangan telah dapat menghasilkan pengumpulan bahan mengenai adat
istiadat pengasuhan anak, kebiasaan-kebiasaan dalam kehidupan seksual,
dan riwayat hidup yang rinci dari sejumlah individu.individu-individu
yang mengalami berbagai hambatan dalam proses internalisasi, sosialisasi
atau enkulturasinya, sehingga individu seperti itu mengalami kesukaran
dalam menyesuaikan kepribadiannya dengan lingkungan sosial sekitarnya.
3. PROSES EVOLUSI SOSIAL
Proses Mikroskopik dan Makroskopik Dalam Evolusi Sosial. Proses evolusi
dapat dianalisa secara mendetail(makroskopik) tetapi dapat dilihat
secara keseluruhan, dengan hanya memperhatikan perubahan-perubahan besar
yang telah terjadi(makroskopik). Proses evolusi sosial budaya secara
makroskopik yang terjadi dalam suatu jangka waktu yang panjang, dalam
antropologi disebut �Proses-proses pemberi arah�, atau directional
proses.
Proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya. Dalam antropologi,
perhatian terhadap proses-proses berulang dalam evolusi sosial budaya
baru timbul sekitar tahun 1920 bersama dengan perhatian terhadap
individu dalam masyarakat.
Dalam meneliti masalah ketegangan antara adat istiadat yang berlaku
dengan kebutuhan yang dirasakan oleh beberapa individu dalam suatu
masyarakat, perlu diperhatikan dua konsep yang berbeda, yaitu (1)
kebudayaan sebagai kompleks dari komsep norma-norma,
pandangan-pandangan, dan sebagainya, yang bersifat abstrak (yaitu sistem
budaya), dan (2) kebudayaan sebagai serangkaian tindakan yang konkrit,
dimana para individu saling berinteraksi (yaitu sistem sosial). Kedua
sistem tersebut sering saling bertentangan, dan dengan mempelajari
konflik-konfliks yang ada dalam setiap masyarakat itulah dapat diperoleh
pengertian mengenai dinamika masyarakat pada umumnya.
4. PROSES DIFUSI
Penyebaran manusia. Ilmu paleoantropologi memperkirakan bahwa makhluk
manusia yang pertama hidup didaerah sabana beriklim tropis di Afrika
Timur. Manusia sekarang telah menduduki hampir seluruh muka bumi dengan
berbagai jenis lingkungan iklim yang berbeda-beda. Hal itu hanya mungkin
terjadi dengan proses pengembangbiakan, migrasi, serta adaptasi fisik
dan sosial budaya, yang berlangsung beratus ratus ribu tahun lamanya.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan. Bersama dengan penyebaran dan migrasi
kelompok-kelompok manusia, turut tersebar pula berbagai unsur
kebudayaan. Sejarah dari proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang
disebut proses difusi itu merupakan salah satu objek penelitian ilmu
antropologi, terutama sub ilmu antropologi diakronik. Proses difusi dari
unsur-unsur kebudayaan antara lain diakibatkan oleh migrasi
bangsa-bangsa yang berpindah dari suatu tempat ketempat lajn dimuka
bumi.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada
perpindahan kelompok-kelompok manusia atau bangsa-bangsa, tetapi karena
unsur-unsur kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu
tertentu, seperti para pedagang dan pelaut.
Bentuk difusi yang terutama mendapat perhatian antropologi adalah
penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang berdasarkan pertemuan-pertemuan
antara individu-individu dari berbagai kelompok yang berbeda.
5. AKULTURASI DAN ASIMILASI
Akulturasi. Proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing sehingga unsur-unsur asing itu lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian kebudayaan itu.
Kalau masalah-masalah mengenai akulturasi kita ringkas, akan tampak 5
golongan masalah, yaitu :
Masalah tentang metode-metode untuk mengobservasi, mencatat, dan
melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah dan tidak mudah
diterima oleh suatu masyarakat.
Masalah tentang unsur-unsur kebudayaan yang mudah dan tidak mudah
diganti atau diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
Masalah mengenai jenis-jenis individu yang tidak menemui kesukaran dan
cepat diterima unsur kebudayaan asing, dan jenis-jenis individu yang
sukar dan lamban dalam menerimanya.
Masalah mengenai ketegangan-ketegangan serta krisis-krisis sosial yang
muncul akibat akulturasi.
Dalam meneliti jalannya suatu proses akulturasi, seorang peneliti
sebaiknya memperhatikan beberapa hal, yaitu :
Keadaan sebelum proses akulturasi dimulai.
Para individu pembawa unsur-unsur kebudayaan asing.
Saluran-saluran yang dilalui oleh unsusr-unsur kebudayaan asing untuk
masuk ke dalam kebudayaan penerima.
Bagian-bagian dari masyarakat penerima yang terkena pengaruh.
Reaksi para individu yang terkena unsur-unsur kebudayaan asing.
Asimilasi. Adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai
golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda setelah
mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur
kebudayaan golongan-golongan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.
Dari berbagai proses asimilasi pernah diteliti, diketehui bahwa
pergaulan intensif saja belum tentu mengakibatkan terjadinya suatu
proses asimilasi, tanpa adanya toleransi dan simpati antara kedua
golongan.
PEMBARUAN (INOVASI)
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber
alam, energi, dan modal serta penataan kembali dari tenaga kerja dan
penggunaan teknologi baru, sehingga terbentuk suatu sistem produksi dari
produk-produk baru. Suatu proses inovasi tentu berkaitan penemuan baru
dalam teknologi, yang biasanya merupakan suatu proses sosial yang
melalui tahap discovery dan invension.
Pendorong penemuan baru. Faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi
seorang individu untuk memulai serta mengembangkan penemuan baru adalah
(1) kesadaran akan kekurangan dalam kebudayaan;
(2) mutu dari keahlian
dalam suatu kebudayaan;
(3) sistem perangsang bagi kegiatan mencipta.
Penemuan baru sering kali terjadi saat ada suatu krisis masyarakat, dan
suatu krisis terjadi karena banyak orang merasa tidak puas karena mereka
melihat kekurangan-kekurangan yang ada di sekelilingnya.
Dengan demikian proses inovasi itu merupakan suatu proses evolulusi
juga. Bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi para individu berperan
secara aktif, sedangkan dalam proses evolusi para individu itu pasif,
bahkan seringkali negatif.