Band sangat membutuhkan kekompakan dan
kekompakan kelompok berbeda-beda; yakni sejauh mana anggota merasa tertarik
satu sama lain dan termotivasi untuk tetap berada dalam kelompok tersebut. (Robbins). Ini juga berlaku pada personil
band, dimana mereka akan bertahan menjadi anggota band tersebut selama mereka
masih merasa tertarik satu sama lain dan termotivasi untuk tetap bertahan dalam
band tersebut jika tidak personil tersebut akan hengkang dari band tersebut,
inilah salah satu perpecahan dalam band. (Robbins).
Band juga bisa disebut tim dimana mereka berkinerja tinggi dicirikan adanya
kepercayaan yang tinggi antar sesame anggotanya sehingga mereka bisa berkerja
sama. (Robbins). Namun band juga
disebut kelompok dimana band tidak bisa berdiri sendiri, band butuh personil
lengkap dan antar personilnya saling membutuhkan satu sama lain.
Dalam kelompok-kelompok tersebut tidak
menutup kemungkinan terjadinya konflik yang bisa semakin mempersatukan mereka
atau justru memecah belah kelompok tersebut. Seperti halnya konflik peranan
yang mengambarkan suatu keadaan dimana individu diharapkan oleh harapan-harapan
yang berlawanan dari bermacam-macam peran yang dimilikinya dan merupakan suatu
keadaan yang kebanyakan orang dengan berbagai cara berusaha mengulanginya (Berry,1981,hal 126). Sehingga dibutuhkan management konflik untuk mampu
menyelesaikan konflik tersebut. Seperti pendapat Ross (1993) bahwa manajemen
konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke
arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir
berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan
ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Jika kita melihat pada perkembangan industri
musik di kota Malang alangkah sayangnya
jika konflik-konflik tersebut mempengaruhi eksis tensi band-band yang sudah eksis dan harus bubar
dikarenakan konflik-konflik yang
tak bisa diselesaikan dengan baik. Perkembangan industri musik di kota Malang kini kian pesat dan hal itu tak bisa lepas
dari perkembangan media hiburan yang berkembang pesat sehingga semakin
berpengaruh pada perkembangan industri musik yang kian pesat dengan bantuan
media-media tersebut. Seperti halnya
Innis dan McLuhan, mereka sama-sama memperlakukan media sebagai inti dari peradaban, dan keduanya melihat pelajaran
sejarat sebagai suatu wujud dari media yang berkuasa pada abad ini. Innis melihat media masa sebagai
perluasan dari pikiran manusia. Sedangkan McLuhan berpendapat bahwa media dalam
masyarakat mempengaruhi atau menyebabkan cara persepsi tertentu pada sebagian anggota masyarakat.