Menurut
pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat
ada di atas, saat lain di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam
peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin
mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah
perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian
lenyap. Bisa juga diibaratkan seperti perkembangan seorang manusia
mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua dan kemudian punah.
c) Gabungan Beberapa Pola
Teori
ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam
masyarakat bias berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan
linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx, Menurut Marx, masyarakat
berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis kaum borjuis
yang akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk
masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya
bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara
kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainya
siklus akan berulang lagi.
Max
Weber, salah satu tokoh yang menggabungkan pola siklus dan linear dalam
melihat perubahan sosial. Pandangan siklusnya terlihat dalam mengkaji
jenis wewenang yang ada dalam masyarakat. Menurutnya, di dalam
masyarakat terdapat tiga jenis wewenang, yaitu wewenang kharismatis,
rasional-legal, dan tradisional. Wewenang yang ada dalam masyarakat akan
beralih-alih: wewenang kharismatis akan mengalami rutinisasi sehingga
berubah menjadi wewenang tradisional atau rasional legal, kemudian akan
muncul wewenang kharismatis kembali, dan itu akan berulang lagi.
Sedangkan pandangan linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat,
bahwa perubahan masyarakat akan menuju kearah peningkatan yaitu
masyarakat yang rasional (rasionalitas).