1. Teori
Otokratis dalam Kepemimpian Pemerintahan
Teori otokratis adalah teori bagaimana
seorang pimpinan pemerintahan dalam menjalankan tugasnya bekerja tanpa menerima
saran dari bawahan, perintah diberikan dalam satu arah saja artinya bawahan
tidak diperkenankan membantah, mengkritik, bahkan bertanya.
2. Teori
sifat dalam kepemimpinan pemerintahan
Teori sifat adalah teori yang
mengatakan bahwa kepemimpinan tercipta dari seseorang berdasarkan sifat-sifat
yang dimiliki seseorang tersebut, berarti yang bersangkutan sudah sejak lahir
memiliki ciri-ciri untuk menjadi pemimpin.
3. Teori
Manusiawi dalam Kepemimpinan Pemerintahan
Teori ini adalah teori yang pemimpinnya
benar-benar merasakan bawahannya (baik rakyat maupun staf) sebagai manusia yang
dapat dimotivasi kebutuhannya sehingga menimbulkan kepuasan kerja, untuk itu
teori ini berkaitan dengan teori motivasi.
4. Teori
Perilaku Pribadi
Teori ini merupakan teori dimana
pemimpin melakukan pendekatan pada bawahan melalui cara-cara formal yang tidak
resmi, dengan begitu perintah biasanya dilakukan secara lisan dan bukan
tertulis.
5. Teori
lingkungan
Teori ini memperhitungkan ruang dan
waktu, berbeda dengan teori sifat yang mengatakan pemimpin itu dilahirkan (leader
is born) maka dalam teori ini pemimpin dapat dibentuk. Yang dimaksud dengan
ruang adalah tempat lokasi pembentukan pemimpin itu berada, misalnya diwaktu
kecelakaan pesawat maka pilot begitu dibutuhkan, disuatu lokasi kerumunan masa
maka seseorang yag bersuara keras akan dapat lebih didengar. Yang disebut
dengan waktu adalah saat yang tepat ketika bentukan pimpinan pemerintahan itu
terjadi atau dipertahankan, misalnya di Irak yang sering melakukan invansi atau
diserbu pihak lain maka rakyat membutuhkan seorang pemberani seperti Saddam
Husain untuk cukup lama jadi presiden.
6. teori
situasi
teori ini merupakan teori dimana
pemimpin memanfaatkan situasi dan kondisi bawahannya dalam kepemimpinannya
yaitu dengan memperhatikan dukungan (supportif) dan pengarahan.
7. Teori
pertukaran
Teori pertukaran dalam kepemimpinan
pemerintahan adalah teori dimana pemimpin pemerintahan dalam mempengaruhi
bawahnnya memakai strategi take and given yaitu sebagai berikut:
Ketika atasan hendak memberikan
perintah maka selalu diutarakan bahwa bila berhasil akan dinaikkan gaji, atau
sebaliknya sebelum penerimaan suatu honor lalu pemimpin mengutarakan bahwa
selayaknya bawahan bekerja lebih rajin, dengan demikian akan menjadi bawahan
yang tahu diri.
8. Teori
Kontingensi
Adalah teori yang berpatokan pada tiga
hal yaitu hubungan atasan dengan bawahan (leader member relation),
struktur/orientasi tugas (task struktur) dan posisi/wibawa pemimpin (leader
position power) yang dikemukakan oleh Fred Fiedler (1976) dalam bukunya A Theory
of Leadership Effective.
Dr. Kartini Kartono dalam bukunya “Pemimpin dan Kepemimpinan”
juga menyebutkan macam-macam teori kepemimpinan seperti diatas. Akan tetapi Dr.
Kartini Kartono menambahkan beberapa macam teori yaitu teori psikologis, teori
sosiologis, teori suportif, dan teori laissez faire. Teori psikologis
menyatakan bahwa fungsi seorang pemimpin adalah memunculkan dan mengembangkan
sistem motivasi terbaik, untuk merangsang kesediaan bekerja dari para pengikut
dan anak buah. Teori sosiologis menyatakan bahwa kepemimpinan dianggap sebagai
usaha untuk melancarkan antar relasi&menyelesaikan setiap konflik
organisatoris antara para pengikutnya, agar tercapai kerjasama yang baik. Teori
suportif menyatakan bahwa para pengikut harus sekuat mungkin&bekerja dengan
penuh gairah, sedang pemimpin akan membimbing dengan sebaik-baiknya melalui
policy tertentu. Sedangkan teori laissez faire menyatakan bahwa pemimpin
laissez faire pada intinya bukanlah pemimpin yang sebenarnya. Pemimpin laissez
faire ditampilkan oleh “ketua dewan” yang sebenarnya tidak becus mengurus dan
dia menyerahkan semua tanggung jawab serta pekerjaan kepada bawahan/semua
anggotanya. Beliau tidak mencantumkan teori lingkungan, teori pertukaran dan
teori kontingensi.
Sedangkan Prof. Drs. S. Pamudji, MPA dalam bukunya yang
berjudul “Kepemimpian Pemerintahan di Indonesia” hanya mengemukakan teori-teori
kepemimpinan yang dianggap penting saja yaitu teori serba sifat (traits
theory), teori lingkungan (environmental theory),(personal-situational theory),
teori interaksi dan harapan (interaction-expectation theory) teori
humanistik (humansitic theory), dan teori tukar menukar (exchange
theory.) teori pribadi dan situasi
http://greensirius.blogspot.com