Robot pendarat Philae sukses mengukir sejarah
dengan mendarat di komet 67P/CG pada Rabu (12/11/2014). Namun kini,
robot yang berencana menyelidiki komposisi komet itu terancam tewas
karena kehabisan daya.
Philae adalah bagian dari misi wahana antariksa Rosetta yang dikelola oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Rosetta dan Philae diluncurkan tahun 2004 dan sampai di orbit komet 67P/CG pada Agustsu 2014 lalu.
ESA menyatakan, Philae mulai memisahkan diri dari induknya, wahana antariksa Rosetta, pada pukul 16.03 WIB. Robot seukuran mesin cuci itu kemudian mengarungi perjalanan sekitar 7 jam menuju permukaan 67P/CG.
Hasil analisis ESA mengungkap, pukul 23.33 WIB, Philae telah sampai di permukaan komet. Namun, data kemudian mencatat adanya dua kali pendaratan lagi, pada Kamis (13/11/2014) pukul 00.26 dan 00.33 WIB.
Berdasarkan analisis kemudian, diketahui bahwa instrumen yang berfungsi melekatkan wahana pada permukaan komet tidak bekerja baik. Dampaknya, setelah pendaratan pertama, Philae sempat terpental.
Masalah muncul karena Philae kini berada 1 kilometer dari lokasi target pendaratan, situs J atau Agilkia. Di sana, robot yang mengandalkan panel surya untuk pemenuhan dayannya ini tertutupi oleh tebing kecil sehingga tak bisa memanen cahaya matahari.
Sempat mengirim foto pertama komet langsung dari permukaannya, baterai Philae kini terancam habis. Pengisian baterai selama 1,5 jam sebelum mendarat hanya cukup untuk "hidup" selama 60 jam.
BBC pada Kamis memberitakan, baterai Philae hanya bisa untuk hidup hingga Sabtu sore. Bila tak mendapatkan sinar Matahari, robot bagian dari misi berbiaya 1,6 miliar dolar AS ini bakal tewas.
Pihak ESA kini sedang memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini. Bagaimanapun, ESA ingin agar misi Philae yang dijadwalkan berlangsung hingga maret 2015 ini tetap berjalan lancar.
Satu alternatif, Philae diberi komando untuk melompat ke tempat yang kaya sinar Matahari. Rencana lain, Philae langsung mengebor komet untuk mendapatkan sampel walau konsekuensinya baterai langsung habis dan robot tak aktif. ESA masih menimbang pilihan.
Sumber: kompas.com
Philae adalah bagian dari misi wahana antariksa Rosetta yang dikelola oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Rosetta dan Philae diluncurkan tahun 2004 dan sampai di orbit komet 67P/CG pada Agustsu 2014 lalu.
ESA menyatakan, Philae mulai memisahkan diri dari induknya, wahana antariksa Rosetta, pada pukul 16.03 WIB. Robot seukuran mesin cuci itu kemudian mengarungi perjalanan sekitar 7 jam menuju permukaan 67P/CG.
Hasil analisis ESA mengungkap, pukul 23.33 WIB, Philae telah sampai di permukaan komet. Namun, data kemudian mencatat adanya dua kali pendaratan lagi, pada Kamis (13/11/2014) pukul 00.26 dan 00.33 WIB.
Berdasarkan analisis kemudian, diketahui bahwa instrumen yang berfungsi melekatkan wahana pada permukaan komet tidak bekerja baik. Dampaknya, setelah pendaratan pertama, Philae sempat terpental.
Masalah muncul karena Philae kini berada 1 kilometer dari lokasi target pendaratan, situs J atau Agilkia. Di sana, robot yang mengandalkan panel surya untuk pemenuhan dayannya ini tertutupi oleh tebing kecil sehingga tak bisa memanen cahaya matahari.
Lokasi Philae mendarat terakhit kali pada Rabu (12/11/2014)
dibandingkan dengan lokasi pendaratan seharusnya. Philae sempat mendarat
di situs Agilkia namun kemudian terpental.
Sempat mengirim foto pertama komet langsung dari permukaannya, baterai Philae kini terancam habis. Pengisian baterai selama 1,5 jam sebelum mendarat hanya cukup untuk "hidup" selama 60 jam.
BBC pada Kamis memberitakan, baterai Philae hanya bisa untuk hidup hingga Sabtu sore. Bila tak mendapatkan sinar Matahari, robot bagian dari misi berbiaya 1,6 miliar dolar AS ini bakal tewas.
Pihak ESA kini sedang memutar otak untuk menyelesaikan masalah ini. Bagaimanapun, ESA ingin agar misi Philae yang dijadwalkan berlangsung hingga maret 2015 ini tetap berjalan lancar.
Satu alternatif, Philae diberi komando untuk melompat ke tempat yang kaya sinar Matahari. Rencana lain, Philae langsung mengebor komet untuk mendapatkan sampel walau konsekuensinya baterai langsung habis dan robot tak aktif. ESA masih menimbang pilihan.
Sumber: kompas.com