LUDWIG VAN
BEETHOVEN 1770-1827
Seratus
Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Raja di raja
pencipta musik Ludwig van Beethoven keluar jadi jabang bayi tahun 1770 di kota
Bonn, Jerman. Semasa kanak-kanak sudah tampak jelas bakat musiknya yang luar
biasa dan buku musik ciptaannya muncul pertama kali tahun 1783. Di usia remaja
dia berkunjung ke Wina dan diperkenalkan kepada Mozart tetapi perjumpaan
keduanya berlangsung singkat. Tahun 1792 Beethoven kembali ke Wina dan sebentar
dia belajar musik dengan Haydn yang kala itu pencipta musik Wina kesohor
(Mozart mati setahun sebelumnya). Beethoven menetap di Wina, Mekkahnya musik
waktu itu, selama sisa hidupnya. Rasa musik Beethoven yang tinggi selaku pemain
piano mengesankan tiap pendengamya dan dia berhasil baik selaku pemain maupun
guru. Segera dia menjadi pencipta musik yang produktif juga. Karyanya dapat
sambutan baik. Sejak umur pertengahan dua puluhan ke atas, dia sudah mampu
menerbitkan dan menjual buku ciptaan musiknya tanpa kesulitan apa pun.
Ketika
Beethoven berumur di ujung dua puluhan, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak.
Tak pelak lagi gejala ini amat merisaukan si komponis muda. Tuli buat seorang
pencipta musik betul-betul suatu malapetaka. Suatu ketika timbul keinginannya
mau bunuh diri saja.
Tahun-tahun
antara 1802-1815 sering dianggap masa pertengahan karier Beethoven. Pada masa
istirahat itu, akibat ketuliannya menghebat, dia mulai mundur dari pergaulan
masyarakat. Ketunarunguannya ini membuat orang punya kesan tidak yakin bahwa
Beethoven memang betul-betul anti manusia, anti masyarakat, benci bergaul. Dia
terlibat dengan percintaan yang kerap dengan gadis-gadis muda tetapi tampaknya
semua hubungan ini berakhir tak bahagia dan tak pernah beristeri.
Karya musik
Beethoven sendiri menggila produktifnya. Tahun-tahun terus berjalan namun
perhatian yang diterimanya makin lama makin susut yang mestinya populer buat
seorang komponis seperti dia di jaman itu. Tetapi, kesuksesannya menanjak
terus.
Pada usia
empat puluhan Beethoven menjadi seratus persen pekak. Akibatnya, dia tak pernah
lagi tampil di muka umum dan semakin menjauhi masyarakat. Hasil karyanya
semakin sedikit dan semakin sulit di fahami. Sejak itu dia mencipta terutama
buat dirinya sendiri dan beberapa pendengar yang punya ideal masa depan. Dia
pernah bilang kepada seorang kritikus musik, "Ciptaanku ini bukanlah
untukmu tetapi untuk masa sesudahmu."
Ini
merupakan ironi yang kejam dari sebuah nasib bahwa seorang komponis paling
berbakat sepanjang jaman harus tertimpa musibah ketulian semacam itu. Kalau
saja Beethoven dengan kekuatan tekad non-manusiawi -- dalam ketuliannya itu--
terus tetap menjaga mutu komposisi musiknya, ini akan merupakan hal yang
memukau dan brilian. Tetapi, kenyataan lebih mengherankan lagi ketimbang yang
dibayangkan dalam masa tahun-tahun ketulian totalnya, Beethoven melakukan
ciptaan tidak sekedar setarap dengan apa yang dihasilkan sebelumnya, melainkan
umumnya dianggap merupakan hasil karya terbesarnya. Dia meninggal di Wina tahun
1827 pada usia lima puluh tujuh tahun.
Karya
Beethoven yang banyak itu termasuk 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano
concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang
menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi. Tetapi, yang lebih
penting dari jumlah ciptaannya adalah segi kualitasnya. Karyanya merupakan
kombinasi luar biasa dari kedalaman perasaan dengan kesempurnaan tata rencana.
Beethoven memperagakan bahwa musik instrumental tak bisa lagi dianggap cuma
punya nilai seni nomor dua. Ini dibuktikan dari komposisi yang disusunnya yang
telah mengangkat musik instrumental itu ke tingkat nilai seni yang amat tinggi.
Naskah asli
Ludwig van Beethoven.
Beethoven
benar-benar seorang pencipta orisinal yang jempolan dan banyak
perubahan-perubahan yang dilakukan dan diperkenalkannya mempunyai pengaruh yang
abadi. Dia memperluas ukuran sebuah orkestra. Dia menambah panjangnya simfoni
dan memperluas daya jangkaunya. Dengan mendemonstrasikan kemungkinan yang
hampir tak terbatas yang bisa dihasilkan oleh piano, dia membantu menjadikan
piano itu instrumen musik yang paling terkemuka. Beethoven membuka babak transisi
dari musik klasik ke musik bergaya romantik dan karyanya merupakan sumber ilham
untuk gaya romantik.
Dia
menanamkan daya pengaruh yang menghunjam pada diri komponis-komponis yang
muncul belakangan, termasuk tokoh-tokoh yang memiliki gaya berbeda seperti
Brahms, Wagner, Schubert dan Tchaikovsky. Dia juga merintis jalan buat Berlioz,
Gustav Mahler, Richard Strauss dan banyak lagi lainnya.
Nyata benar,
Beethoven mesti ditempatkan di atas musikus mana pun dalam daftar urutan buku
ini. Meski Johann Sebastian Bach nyaris punya keistimewaan setara, karya
Beethoven lebih luas dan lebih sering didengar ketimbang ciptaan Bach. Lebih
dari itu, sejumlah penyempurnaan yang dilakukan Beethoven lebih punya pengaruh
mendalam terhadap perkembangan musik selanjutnya ketimbang hasil karya Bach.
Secara umum,
ide etik dan politik lebih gampang dijabarkan dengan kata-kata daripada musik
dan kesusasteraan. Punya ruang lingkup pengaruh yang lebih luas dari pada
musik. Atas dasar pertimbangan inilah Beethoven --meski tokoh jempolan dalam
sejarah musik-- ditempatkan dalam urutan lebih rendah ketimbang Shakespeare.
Dalam hal membandingkan antara Beethoven dan Michelangelo, saya amat
terpengaruh dengan kenyataan bahwa umumnya orang lebih banyak gunakan waktu
mendengarkan musik daripada memandang lukisan atau patung pahatan, dan atas
dasar alasan ini pula saya pikir komponis-komponis musik umumnya lebih
berpengaruh dibanding pelukis atau pemahat yang kemasyhurannya dalam lapangan
masing-masing setara.