Kerusakan
lingkungan menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena meskipun
pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan
berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan.
Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan. Apakah manusia sudah
melupakan hal-hal ini atau manusia sudah kehilangan rasa cinta pada
alam? Bagaimanakah sesungguhnya manusia memahami alam dan bagaimana
cara menggunakannya?
Perhatian
kita pada isu lingkungan ini juga memunculkan pertanyaan tentang
bagaimana keterkaitan dan relasi kita dengan generasi yang akan datang.
Kita juga diajak berpikir kedepan. Bagaimana situasi alam atau
lingkungan di masa yang akan datang? Kita akan menyadari bahwa relasi
kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak bisa timbal balik.
Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus memberi bobot
pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam membahas isu
lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus, memandang
generasi yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan
sekarang. Apapun yang kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka.
Pernyataan ini turut memunculkan beberapa pandangan tentang etika
lingkungan dengan kekhususannya dalam pendekatannya terhadap alam dan
lingkungan.
Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal.
Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika
pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang
menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan
manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha
pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk.
Yang
dimaksud Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan
yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan
kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan
makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua
bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak
untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak
untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus
melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas.
Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang
menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.
Sedangkan
Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia,
yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya
diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu
pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak
ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan
bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Etika Ekologi Dangkal
Etika
ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris yang
menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang
mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang
berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu
Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus
dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan
estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan
kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau
konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.
Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :
1. Manusia terpisah dari alam,
2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia
5. Norma utama adalah untung rugi.
6. Mengutamakan rencana jangka pendek.
7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin
8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi
Etika Ekologi Dalam
Bagi
etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan.
Untuk itu lingkungan patut dihargai dan diperlakukan dengan cara yang
baik. Etika ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika
lingkungan preservasi. Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan
hanya demi manusia tetapi juga demi alam itu sendiri. Karena alam
disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk
itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama.