a. Teori Kuantitas
Teori kuantitas ini pada prinsipnya
mengatakan bahwa timbulnya inflasi itu hanya disebabkan oleh bertambahnya
jumlah uang yang beredar dan bukan disebabkan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan teori ini ada 2 faktor yang menyebabkan inflasi:
1) Jumlah uang yang beredar
Semakin besar jumlah uang yang beredar dalam
masyarakat maka inflasi juga akan meningkat. Oleh karena itu sebaiknya
pemerintah harus memperhitungkan atau memperkirakan akan timbulnya inflasi yang
bakal terjadi bila ingin mengadakan penambahan pencetakan uang baru, karena
pencetakan uang baru yang terlalu besar akan mengakibatkan goncangnya
perekonomian
2) Perkiraan/anggapan masyarakat bahwa
harga-harga akan naik Jika masyarakat beranggapan harga-harga akan naik maka
tidak ada kecenderungan untuk menyimpan uang tunai lagi, masyarakat akan
menyimpan uang mereka dalam bentuk barang sehingga permintaan akan mengalami peningkatan. Hal ini mendorong naiknya harga
secara terus-menerus.
Cara mengatasi inflasi menurut teori
kuantitas ini juga hanya ada satu jalan saja yang merupakan kunci untuk
menghilangkan inflasi yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.
Maksudnya bahwa terjadinya inflasi entah faktor apapun yang menyebabkannya,
asal jumlah uang yang beredar dikurangi maka dengan sendirinya inflasi akan
hilang dan harga akan kembali pada tingkat yang wajar.
b. Teori Keynes
Menurut teori ini inflasi terjadi karena
masyarakat memiliki permintaan melebihi jumlah uang yang tersedia. Dalam
teorinya, Keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup
melebihi batas kemampuan ekonomisnya. Proses perebutan rezeki antargolongan
masyarakat masih
menimbulkan permintaan agregat (keseluruhan)
yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia, mengakibatkan harga
secara umum naik. Jika hal ini terus terjadi maka selama itu pula proses
inflasi akan berlangsung. Yang dimaksud dengan golongan masyarakat di sini
adalah :
1) Pemerintah, yang melakukan pencetakan uang
baru untuk menutup defisit anggaran belanja dan belanja negara ;
2) Pengusaha swasta, yang menambah investasi
baru dengan kredit yang mereka peroleh dari bank;
3) Pekerja/serikat buruh, yang menuntut
kenaikan upah melebihi pertambahan produktivitas.
Tidak semua golongan masyarakat berhasil
memperoleh tambahan dana, karena penghasilan mereka rata-rata tetap dan tidak
bisa mengikuti laju inflasi, misalnya pegawai negeri, pensiunan dan petani.
c. Teori Strukturalis
Teori Strukturalis disebut juga dengan teori
inflasi jangka panjang karena menyoroti sebab inflasi yang berasal dari
struktur ekonomi, khususnya supply bahan makanan dan barang ekspor. Pertambahan
produksi barang tidak sebanding dengan pertumbuhan kebutuhannya, akibatnya
terjadi kenaikan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa.
Selanjutnya adalah kenaikan harga barang yang
merata sehingga terjadi inflasi. Inflasi semacam ini tidak bisa diatasi hanya
dengan mengurangi jumlah uang yang beredar, tetapi harus diatasi dengan
peningkatan produktivitas dan pembangunan sektor bahan makanan dan
barang-barang ekspor.
Sumber :
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi
1 : Untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Mulyati, sri Nur dan
Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta.