- Wujud Tuhan
Pertanyaan awal yang menarik terkait
dengan agama Hindu: Apakah Tuhan Agama Hindu mempunyai wujud? Hal ini
terkait dalam sistem pemujaan agama Hindu para pemeluknya membuat
bangunan suci, arca (patung-patung), pratima, pralinga, mempersembahkan
bhusana, sesajen dan lain-lain. Hal ini menimbulkan prasangka dan
tuduhan yang bertubi-tubi dengan mengatakan umat Hindu menyembah
berhala.
Penjelasan lebih lanjut tentang pelukisan
Tuhan dalam bentuk patung adalah suatu cetusan rasa cinta (bhakti).
Sebagaimana halnya jika seorang pemuda jatuh cinta pada kekasihnya,
sampai tingkat madness (tergila-gila) maka bantal gulingpun dipeluknya
erat-erat, diumpamakan kekasihnya., diapun ingin mengambarkan kekasihnya
itu dengan sajak-sajak yang penuh dengan perumpamaan. Begitu pula dalam
peribadatan membawa sajen (yang berisi makanan yang lezat dan
buah-buahan) ke Pura, apakah berarti Tuhan umat Hindu seperti manusia,
suka makan yang enak-enak? Pura dihias dan diukir sedemikian indah,
apakah Tuhan umat Hindu suka dengan seni? Tentu saja tidak. Semua sajen
dan kesenian ini hanyalah sebagai alat untuk mewujudkan rasa bhakti
kepada Tuhan.
- Brahman/ Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang
disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak berwujud dan tidak dapat
digambarkan, bahkan tidak bisa dipikirkan. Dalam bahasa Sanskerta
keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya: tidak berwujud dalam
alam pikiran manusia. Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam beberapa
nama, antara lain:
* Brahman: asal muasal dari alam semestea dan segala isinya
* Purushottama atau Maha Purusha* Iswara (dalam Weda)
* Parama Ciwa (dalam Whraspati tatwa)
* Sanghyang Widi Wasa (dalam lontar Purwabhumi Kemulan)
* Dhata: yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
* Abjayoni: yang lahir dari bunga teratai
* Druhina: yang membunuh raksasa
* Viranci: yang menciptakan
* Kamalasana: yang duduk di atas bunga teratai
* Srsta: yang menciptakan
* Prajapati: raja dari semua makhluk/masyarakat
* Vedha: ia yang menciptakan
* Vidhata: yang menjadikan segala sesuatu
* Visvasrt: ia yang menciptakan dunia
* Vidhi: yan menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili.
Tuhan Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai:
· Beliau yang merupakan asal mula. Pencipta dan tujuan akhir dari seluruh alam semesta
· Wujud kesadaran agung yang merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada
· Raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan makanan
· Sumber segalanya dan sumber kebahagiaan hiudp
· Maha suci tidak ternoda
· Mengatasi segala kegelapan, tak termusnahkan, maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
· Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan sendirinya (swayambhu)
Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa
ini, meskipun telah berusaha menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin,
tetap saja sangat terbatas. Oleh karena itu kitab-kitab Upanisad
menyatakan definisi atau pengertian apapun yang ditujukan untuk
memberikan batasan kepada Tuhan Yang Tidak Terbatas itu tidaklah
menjangkau kebesaranNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad menyatakan tidak
ada definsi yang tepat untukNya, Neti-Neti (Na + iti, na + iti), bukan
ini, bukan ini.
Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada
jalan lain kecuali mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para guru
yang ahli di bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam
kehidupan pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan temasuk kitab-kitab
Vedanta (Upanisad) adalah sumber yang paling diakui otoritasnya dalam
menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Brahman memiliki 3 aspek:
1. Sat: sebagai Maha Ada satu-satunya, tidak ada keberadaan yang lain di luar beliau
Dengan kekuatanNya Brahman telah
menciptakan bermacam-macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam
semesta ini. Planet, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan serta benda
yang disebut benda mati berasal dari Tuhan dan kembali pada Tuhan bila
saatnya pralaya tiba. Tidak ada satupun benda-benda alam semesta ini
yang tidak bisa bersatu kembali dengan Tuhan, karena tidak ada barang
atau zat lain di alam semesta ini selain Tuhan.
2. Cit: sebagai Maha Tahu
Beliaulah sumber ilmu pengetahuan, bukan
pengetahuan agama, tetapi sumber segala pengetahuan. Dengan pengetahuan
maka dunia ini menjadi berkembang dan berevolusi, dari bentuk yang
sederhana bergerak menuju bentuk yang sempurna. Dari avidya (absence of
knowledge- kekurangtahuan) menuju vidya atau maha tahu.
3. Ananda
Ananda adalah kebahagiaan abadi yang
bebas dari penderitaan dan suka duka. Maya yang diciptakan Brahman
menimbulkan illusi, namun tidak berpengaruh sedikitpun terhadap
kebahagiaan Brahman. Pada hakikatnya semua kegembiraan, kesukaran, dan
kesenangan yang ada, yang ditimbulkan oleh materi bersumber pula pada
Ananda ini bersumber pula pada Ananda ini, bedanya hanya dalam
tingkatan. Kebahagiaan yang paling rendah ialah berwujud kenikmatan
instingtif yang dimiliki oleh binatang pada waktu menyantap makanan dan
kegiatan sex. Tingkatan yang lebih tinggi ialah kesenangan yang bersifat
sementara yang kemudian disusul duka. Tingkatan yang tertinggi adalah
suka tan pawali duhka, kebahagian abadi, bebas dari daya tarik atau
kemelekatan terhadap benda-benda duniawi.
Alam semesta ini adalah fragmenNya Tuhan.
Brahman memiliki prabawa sebagai asal mula dari segala yang ada.
Brahman tidak terbatas oleh waktu tempat dan keadaan. Waktu dan tempat
adalah kekuatan Maya (istilah sansekerta untuk menamakan sesuatu yang
bersifat illusi, yakni keadaan yang selalu berubah baik nama maupun
bentuk bergantung dari waktu, tempat dan keadaan) Brahman.
Jiwa atau atma yang menghidupi alam ini
dari makhluk yang terendah sampai manusia yang tersuci adalah unsur
Brahman yang lebih tinggi. Adapun bnda-benda (materi) di alam semesta
ini adalah unsur Brahman yang lebih rendah. Walaupun alam semesta
merupakan ciptaan namun letaknya bukan di luar Brahman melainkan di
dalam tubuh Brahman.
- Devata atau Deva
Prasangka banyak orang yang menganggap
konsep teologis Hindu adalah politeistik berangkat dari pemahaman yang
salah tentang Deva. Deva adalah sesuatu yang memancar dari Tuhan Yang
Maha Esa. Beraneka Deva itu adalah untuk memudahkan membayangkanNya.
Dewa-dewa atau devata digambarkan dalam
berbagai wujud, yang menampakkan diri sebagai yang personal, yang
berpribadi dan juga yang tidak berpribadi. Yang Berpribadi dapat kita
amati keterangan tentang dewa Indra, Vayu, Surya, Garutman, Ansa yang
terbang beas di angkasa, dan sebagainya. Sedang Yang Tidak Berpribadi,
antara lain sebagai Om (Omkara/Pranava), Sat, Tat, dan lain-lain.
Dalam kitab suci Rgveda seperti halnya
Atharvaveda disebutkan jumlah dewa-dewa itu sebanyak 33 dewa. Bila kita
membaca mantram-mantram lainnya dari kitab suci Rgveda ternyata jumlah
Dewa-dewa sebanyak 3339
- Personal God dan Impersonal God
Tuhan menurut monotheisme Trancendent
digambarkan dalam wujud Personal God (Tuhan Yang Maha Esa Berpribadi).
Sedangkan menurut monotheisme Immanent, Tuhan Yang Maha Esa selalu
digambarkan Impersonal God. Memang menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang
abstrak (Impersonal God) tanpa mempergunakan sarana jauh lebih sulit
dibandingkan dengan menyembah Tuhan Yang Personal God melalui Bhakti
dan Karma Marga.
Tuhan Yang Maha Esa di dalam Veda digambarkan sebagai Personal God, dapat dibagi menjadi tga kategori:
1. Penggambaran Antrophomorphic:
sebagai manusia dengan berbagai kelebihan seperti bermata seribu,
berkaki tiga, bertangan empat dan sebagainya.
2. Penggambaran Semianthrophomorphic:
sebagai setengah manusia atau setengah binatang. Hal ini lebih menonjol
dalam kitab-kitab Purana seperti dewa Ganesha (manusia berkepala
gajah), Hayagriwa (manusia berkepala kuda, dan sebagainya.
3. Penggambaran Unantrophomorphic:
tidak sebagai manusia melainkan sebagai binatang saja, misalnya Garutman
(Garuda), sebagai tumbuh-tumbuhan, misalnya Soma dan lain-lain.
- Referensi:
Cudami. 1989. Pengantar Agama Hindu Untuk Perguruan Tinggi. Yayasan Dharma Sarathi: Jakarta
Titib, I Made. 2003. Teologi & Simbol-Simbol dalam Agama Hindu. Penerbit Paramita: Surabaya.
http://grelovejogja.wordpress.com