1. Perpanjangan Masa Ketidakdewasaan
Salah satu fungsi laten pendidikan ialah menciptakan sikap tidak dewasa dan penguluran masa ketidakdewasaan. Masa pendidikan yang diperpanjang menunda pengalihan peranan orang dewasa kepada anak. Hal ini memperlambat masuknya sang anak ke pasaran kerja. Pendidikan tinggi lebih memperpanjang masa ketergantungan; bahkan para mahasiswa yang sudah memiliki pekerjaan sambilanpun biasanya masih harus memerlukan bantuan dari orang tua mereka. Contoh yang paling nyata adalah mahasiswa “abadi”, yang hanya mengumpulkan bobot kredit sementara ia masih hidup dari pinjaman, honor sebagai asisten atau pekerjaan yang tidak tetap, namun tidak pernah menyelesaikan studi dan ikut bersaing untuk memperoleh pekerjaan tetap.
2. Melemahnya Pengawasan Orang Tua
Otoritas orang tua terhadap anak dikurangi oleh sekolah. Beberapa nilai orang tua mungkin saja ditentang atau bahkan diejek sebagai nilai yang aneh dan ketinggalan zaman. Sekolah seringkali mengembangkan perilaku murid dan menggunakan bahan-bahan pengajaran yang menentang standar moral orang tua. Dalam banyak hal, pengawasan orang tua dikurangi oleh sekolah.
3. Mempertahankan Sistem Kelas Sosial
Lembaga pendidikan mengakui adanya hierarki peranan kedudukan dan status pekerjaan, karena hal tersebut diperlukan dalam mempersiapkan siswa untuk mendudukinya. Sementara itu, para siswa disosialisasikan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan sistem status dan peranan tersebut. Bukanlah merupakan rahasia bahwa jurusan-jurusan di Univeristas, yang bertalian erat dengan persiapan kejuruan, seperti bisnis, perdagangan, pertanian dan teknik, mempunyai ciri khas yang secara politis sangat konservatif; sedang jurusan-jurusan yang paling kurang bertalian dengan pekerjaan, seperti ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, adalah yang paling tidak konservatif. Beberapa penganut teori konflik berpendapat bahwa lembaga pendidikan dirancang dengan maksud untuk mempertahankan agar sistem kelas sosial tidak berubah. Selebihnya mengatakan bahwa hal tersebut sekedar konsekuensi laten daripada latihan kerja.
Salah satu fungsi laten pendidikan ialah menciptakan sikap tidak dewasa dan penguluran masa ketidakdewasaan. Masa pendidikan yang diperpanjang menunda pengalihan peranan orang dewasa kepada anak. Hal ini memperlambat masuknya sang anak ke pasaran kerja. Pendidikan tinggi lebih memperpanjang masa ketergantungan; bahkan para mahasiswa yang sudah memiliki pekerjaan sambilanpun biasanya masih harus memerlukan bantuan dari orang tua mereka. Contoh yang paling nyata adalah mahasiswa “abadi”, yang hanya mengumpulkan bobot kredit sementara ia masih hidup dari pinjaman, honor sebagai asisten atau pekerjaan yang tidak tetap, namun tidak pernah menyelesaikan studi dan ikut bersaing untuk memperoleh pekerjaan tetap.
2. Melemahnya Pengawasan Orang Tua
Otoritas orang tua terhadap anak dikurangi oleh sekolah. Beberapa nilai orang tua mungkin saja ditentang atau bahkan diejek sebagai nilai yang aneh dan ketinggalan zaman. Sekolah seringkali mengembangkan perilaku murid dan menggunakan bahan-bahan pengajaran yang menentang standar moral orang tua. Dalam banyak hal, pengawasan orang tua dikurangi oleh sekolah.
3. Mempertahankan Sistem Kelas Sosial
Lembaga pendidikan mengakui adanya hierarki peranan kedudukan dan status pekerjaan, karena hal tersebut diperlukan dalam mempersiapkan siswa untuk mendudukinya. Sementara itu, para siswa disosialisasikan untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan sistem status dan peranan tersebut. Bukanlah merupakan rahasia bahwa jurusan-jurusan di Univeristas, yang bertalian erat dengan persiapan kejuruan, seperti bisnis, perdagangan, pertanian dan teknik, mempunyai ciri khas yang secara politis sangat konservatif; sedang jurusan-jurusan yang paling kurang bertalian dengan pekerjaan, seperti ilmu-ilmu kemanusiaan dan ilmu-ilmu pengetahuan sosial, adalah yang paling tidak konservatif. Beberapa penganut teori konflik berpendapat bahwa lembaga pendidikan dirancang dengan maksud untuk mempertahankan agar sistem kelas sosial tidak berubah. Selebihnya mengatakan bahwa hal tersebut sekedar konsekuensi laten daripada latihan kerja.