Pesawaran -Jalan berlobang dan bergelombang menjadi tantangan untuk menuju Desa Negeriketon, Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Di desa inilah ada seorang sukses bernama Supar, sang pengusaha tepung tapioka yang membangun 'kerajaan' bisnisnya sejak 15 tahun lalu.
"Saya nggak lulus SD," kata Supar kepada wartawan di rumahnya, Rabu (18/7/2014).
"Saya memproduksi tepung tapioka 70 ton hingga 100 ton per hari dengan omzet Rp 7 miliar per bulan," kata Supar.
Untuk bahan baku singkong, Supar memiliki perkebunan singkong seluas Rp 10 hektar. Untuk memproduksi puluhan ton singkong itu, Supar mengerjakan puluhan buruh dibantu dengan beberapa traktor yang digunakan untuk mengeringkan limbah. Sebuah pabrik siap mengolah tepung tapioka.
"Sekarang mendapat pinjaman BRI sebesar Rp 5 miliar," ujar Supar berbalut pakaian sederhananya.
Alhasil, pabrik Supar tidak hanya menjadi tumpuan keluarga tetapi juga puluhan petani singkong di desa itu. Prestasi lainnya, Supar mendapat penghargaan dari Menteri ESDM Jero Wacik atas usahanya dalam mengolah hasil limbah singkong.
"Penghargaan dari Pak Menteri karena mengubah limbah singkong menjadi biogas," tutur Supar yang kini membuat badan hukum CV Supar untuk menjalankan bisnisnya.
sumber: finance.detik.com