Home » » Gravitasi Bulan Saturnus Lebih Rendah Ketimbang Bumi

Gravitasi Bulan Saturnus Lebih Rendah Ketimbang Bumi

Written By Unknown on Minggu, 01 September 2013 | Minggu, September 01, 2013

detail beritaCALIFORNIA - Pesawat luar angkasa pengorbit, Cassini, mengamati planet Saturnus beserta bulan yang mengorbit planet bercincin tersebut. Cassini memantau permukaan bulan milik Saturnus yang dinamakan Titan, dan menemukan fitur unik di bulan tersebut.

Dilansir Redorbit, Jumat (30/8/2013), Cassini, yang merupakan pesawat luar angkasa pengrobit Saturnus telah beroperasi lebih lebih dari sembilan tahun lalu dan mengobservasi planet serta bulan Saturnus. Cassini memperoleh data terbaru dari planet terbesar, Titan yang memiliki fitur yang tidak terduga sebelumnya.

Studi baru ini dilaporkan dalam jurnal Nature yang mengungkap bagian terluar dari lapisan es keras Titan memiliki fitur yang berbeda dengan yang ada di Bumi. Gunung yang ada di Titan juga diketahui memiliki gravitasi yang lebih rendah.

"Umumnya, jika Anda terbang di atas gunung, Anda berharap untuk melihat peningkatan gravitasi karena massa tambahan dari gunung. Pada Titan, ketika Anda terbang di atas gunung, gravitasi akan lebih rendah. Itu pengamatan yang sangat aneh," tutur Francis Nimmo di University of California, Santa Cruz (UCSC).

Nimmo dan koleganya mengembangkan sebuah model untuk membantu menjelaskan observasi tersebut. Dengan model ini, setiap benjolan di topografi permukaan Titan bisa diimbangi oleh 'root' yang cukup besar untuk mengalahkan efek gravitasi dari benjolan yang ada di permukaan.

Ilmuwan menjelaskan bahwa 'root' atau akar ini seperti gunung es yang memanjang di bawah cangkang es ke dalam dasar laut."Karena kerapatan es lebih rendah daripada air, Anda mendapatkan gravitasi yang kurang ketika Anda memiliki bongkahan es besar di sanam, ketimbang Anda memiliki air," terang Nimmo. 

Biasanya, daya apung memungkinkan gunung es mengambang di air. Namun, pada Titan, akar yang panjang ke bawah lapisan es memiliki ukuran lebih besar ketimbang benjolan di permukaan.

"Ini seperti bola pantai besar di bawah lapisan es yang memiliki daya dorong. Satu-satunya cara untuk tetap terendam ialah apabila lapisan es kuat," jelas Douglas Hemingway, peneliti Planetary Geophysics di UCSC. (fmh)
Share this article :

Kunjungan

Update

 
Copyright © 2013. BERBAGI ILMU SOSIAL - All Rights Reserved | Supported by : Creating Website | Arif Sobarudin