Home » » LESSON STUDY ADALAH KELAS REAL BUKAN KELAS BUATAN

LESSON STUDY ADALAH KELAS REAL BUKAN KELAS BUATAN

Written By Unknown on Kamis, 21 Maret 2013 | Kamis, Maret 21, 2013


kompasiana.com
Judul diatas saya kutip dari sebuah artikel yang ditulis oleh Pak Arifin Borneo Tarakan yang berjudul Lesson Study (Ls) Menuju Profesionalisme Guru dan Dosen. Saya tersenyum saat membaca barisan kalimat yang ditulis beliau bahwa Lesson study adalah kelas real bukan kelas buatan atau kelas yang telah dikondisikan sedemikian rupa sebelum dilaksanakannya open lesson. Artikel yang ditulis oleh pak Arifin ini membuat saya terinspirasi untuk membuat tulisan ini.

Selama ini saya sering membaca artikel dan buku tentang Lesson Study, bahkan sudah tiga kali saya ikut workshop lesson study yang nara sumbernya langsung dari jepang. Selama workshop itu narasumber menyajikan beberapa contoh mengajar matematika dan menayangkan beberapa video pembelajaran matematika di Jepang. Saya sempat bertanya “mengapa yang dijadikan contoh hanya pelajaran matematika saja, sedangkan kami yang ikut workshop terdiri dari beberapa guru mata pelajaran.” Kala itu nara sumber yang bernama Dr.Norimichi Toyomane berjanji suatu saat akan memperlihatkan contoh pembelajaran mata pelajaran lainnya selain matematika.

Nah baru pada workshop ketiga kalinya, kami diperlihatkan beberapa video yang menayangkan beberapa guru model sedang melakukan lesson study. Semuanya jelas, mulai dari plan, do dan see. Beberapa tayangan video itu membuat para peserta termotivasi, ingin melakukan lesson study juga.

Lesson study adalah sebuah wahana untuk para guru dalam meningkatkan profesionalismenya. Lebih jelasnya lesson study bertujuan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara kolaboratif dan berkesinambungan, dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran. Tapi tujuan tersebut tersandung beberapa faktor terutama faktor internal yang datang dari guru itu sendiri. Faktor yang paling utama yaitu dalam hal penguasaan materi. Penguasaan materi yang masih kurang menjadikan guru tidak siap ketika melaksanakan kegiatan lesson study.


Kenyataan yang saya lihat, pelaksanaan lesson study layaknya acara ceremonial yang diharuskan adanya gladi resik agar acaranya sukses atau bahkan hanya sebuah scenario belaka . Guru model layaknya seorang sutradara yang akan membuat film dan para aktor dan artisnya yaitu para siswa. Mereka dipersiapkan dengan baik oleh guru yang akan menjadi guru model. Beberapa pertanyaan yang nantinya akan ditanyakan oleh guru sudah disiapkan dan disebar pada para siswa, dan sekaligus jawaban yang benar yang harus mereka jawab pun diberikan oleh guru yang akan menjadi guru model itu. Saat proses belajar pun mereka diatur, misalnya yang harus bertanya siapa saja, yang harus dilakukan saat proses pembelajaran apa saja dan lain sebagainya.  Rangkaian proses pembelajaran yang disebut lesson study itulah yang kemudian menjadi sebuah video film yang nantinya akan diputar dan disaksikan oleh para peserta pada saat workshop.

Kemudian decak kagum para peserta pun terdengar, ketika menonton video “pelaksanaan lesson study” yang ditayangkan oleh panitia workshop. “Everything is perfect”. Guru modelnya sangat lancar tanpa hambatan, siswanya pintar – pintar tanpa ada kesulitan apapun, saat diadakan tanya jawab dan penilaian semuanya terlihat mampu menjawab. Tak ada celanya. Tapi mungkin itu hanya kebetulan yang saya lihat. Saya yakin di sekolah lain pelaksanaan lesson study adalah benar – benar sebuah open class yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme para guru dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.
Share this article :

Kunjungan

Update

 
Copyright © 2013. BERBAGI ILMU SOSIAL - All Rights Reserved | Supported by : Creating Website | Arif Sobarudin