oleh: Anton Zamroni
Khutbah
pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ
تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ
إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ
هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا
وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ
بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Pada kesempatan kali ini tak lupa
saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah semuanya, marilah kita
tingkatkan kualitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah
sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di akhirat kelak.
Jamaah
Jum’at yang berbahagia ...
Di antara hal yang
menyibukkan hati kaum muslimin adalah mencari rizki. Dan menurut pengamatan,
sebagian besar kaum muslimin memandang bahwa berpegang dengan Islam akan
mengurangi rizki mereka. Kemudian tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah
dan menyedihkan bahwa ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian
kewajiban syari’at Islam tetapi mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan
di bidang materi dan kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum
Islam, terutama yang berkenaan dengan hukum halal dan haram.
Mereka itu lupa atau
berpura-pura lupa bahwa Allah men-syari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk
bagi ummat manusia dalam perkara-perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal
Allah mensyari’atkan agama ini juga untuk menunjuki manusia dalam urusan
kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia.
Sebagaimana Imam
Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiallaahu anhu , ia berkata:
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِيِّ n: رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
“Sesungguhnya
do’a yang sering diucapkan Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’ karuniakanlah kepada
kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api Neraka”.
(Shahihul
Al-Bukhari, Kitabud Da’awat, Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid Dunya Hasanah,
no. Hadist 6389, II/191).
Ma'asyirol Muslimin a’azza kumullah ...
Allah dan RasulNya
tidak meninggalkan umat Islam tanpa petunjuk dalam kegelapan dan keraguan dalam
usaha mencari penghidupan. Tapi sebaliknya, sebab-sebab mendapat rizki telah
diatur dan dijelaskan. Sekiranya ummat ini mau memahami dan menyadarinya,
niscaya Allah akan memudahkan mencapai jalan-jalan untuk mendapatkan rizki dari
setiap arah, serta akan dibukakan untuknya keberkahan dari langit dan bumi.
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami ingin menjelaskan tentang
berbagai sebab di atas dan meluruskan pemahaman yang salah dalam usaha mencari
rizki .
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Di antara sebab
terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun) dan taubat
kepada Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada kaumnya:
“Maka aku
katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada Tuhanmu’, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)
Yang dimaksud
istighfar dan taubat di sini bukan hanya sekedar diucap di lisan saja, tidak
membekas di dalam hati sama sekali, bahkan tidak berpengaruh dalam perbuatan
anggota badan. Tetapi yang dimaksud dengan istighfar di sini adalah sebagaimana
dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan
disertai ucapan dan perbuatan dan bukan sekedar lisan semata.”
Sedangkan makna
taubat sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib Al-Asfahani adalah
meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang telah dilakukan,
berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa yang
lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat
taubatnya telah sempurna.
Begitu pula Imam
An-Nawawi menjelaskan: “Para ulama berkata. ‘Bertaubat dari setiap dosa
hukumnya adalah wajib. Jika maksiat (dosa) itu antara hamba dengan Allah, yang
tidak ada sangkut pautnya dengan hak manusia maka syaratnya ada tiga:
- Hendaknya ia harus menjauhi maksiat tersebut.
- Ia harus menyesali perbuatan (maksiat) nya.
3. Ia harus berkeinginan untuk tidak
mengulanginya lagi.
Jika salah satu
syarat hilang, maka taubatnya tidak sah.
Jika taubatnya
berkaitan dengan hak manusia maka syaratnya ada empat, yaitu ketiga syarat di
atas ditambah satu, yaitu hendaknya ia membebaskan diri (memenuhi) hak orang
lain. Jika berupa harta benda maka ia harus mengembalikan, jika berupa had
(hukuman) maka ia harus memberinya kesempatan untuk membalas atau meminta maaf
kepadanya dan jika berupa qhibah (menggunjing), maka ia harus meminta maaf.
Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Al-Hafizh Ibnu
Katsir dalam tafsirnya (surat Nuh: 10-12) berkata: “Maknanya, jika kalian bertaubat
kepada Allah, meminta ampun kepadaNya, niscaya Ia akan memperbanyak rizki
kalian, Ia akan menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan
untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, melimpahkan air
susu, memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-kebun
yang di dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian serta
mengalirkan sungai-sungai di antara kebun-kebun untuk kalian.
Imam Al-Qurtubi
menyebutkan dari Ibnu Shabih, bahwasannya ia berkata: “Ada seorang laki-laki
mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau
berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada Allah! Yang lain mengadu
kepadanya tentang kemiskinan, maka beliau berkata kepadanya, Beristighfarlah kepada
Allah! Yang lain lagi berkata kepadanya, ’Do’akanlah (aku) kepada Allah, agar
ia memberiku anak!!’ maka beliau mengatakan kepadanya, ‘Beristighfar
kepada Allah! Dan yang lainnya lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan
kebunnya maka beliau mengatakan (pula),’Beristighfarlah kepada Allah!.
Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Kemudian di ayat
yang lain Allah yang menceritakan tentang seruan Hud kepada kaumnya agar
beristighfar.
“Dan (Hud
berkata),’Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah
kepadaNya, niscaya Dia kan menurunkan hujan yang sangat lebat atasmu dan Dia
akan membawa kekuatan kepada kekuatanmu dan juga janganlah kamu berpaling
dengan berbuat dosa.” (Hud: 52)
Al-Hafizh Ibnu
Katsir dalam menafsirkan ayat yang mulia di atas menyatakan: “Kemudian Hud
memerintahkan kaumnya untuk beristighfar sehingga dosa-dosa yang lalu dapat
dihapuskan, kemudian memerintah-kan bertaubat untuk waktu yang mereka hadapi.
Barangsiapa memiliki sifat seperti ini, niscaya Allah akan memudahkan rizkinya,
melancarkan urusannya dan menjaga keadaanya.
Dan pada surat Hud
di ayat yang lain Allah juga berfirman:
“Dan
hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya (jika kamu
mengerjakan yang demikian (niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus
menerus) kepadamu sampai pada waktu yang telah ditentukan, dan Dia akan memberi
kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika
kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Hud: 3).
Imam Al-Qurthubi
mengatakan:”Inilah buah istighfar dan taubat. Yakni Allah akan memberikan kenikmatan
kepada kalian dengan berbagai manfaat berupa kelapangan rizki dan kemakmuran
hidup serta Allah tidak akan menyiksa kalian sebagaimana yang dilakukanNya
terhadap orang-orang yang dibinasakan sebelum kalian.”
Ma'asyirol Muslimin A’azza kumullah ...
Dalam sebuah hadist
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim
dari Abdullah bin Abbas ia berkata, Rasulullah bersabda:
مَنْ أَكْثَرَ اْلاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللهُ مِنْ كُلِّ
هَمٍّ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ.
“Barangsiapa
memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah menjadikan
untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya
kelapangan dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak
disangka-sangka.” (Dishahihkan
oleh Imam Al-Hakim (AlMustadrak, 4/262) dan Syaikh Ahmad Muhammad Syaikh
(Hamisy Al-Musnad, 4/55)
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Dalam hadist yang
mulia ini, Nabi menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang
yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Esa,
Yang memiliki kekuatan akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka
dan tidak pernah diharapkan serta tidak pernah terbersit dalam hati.
Karena itu, kepada
orang yang mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak
istighfar, baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaklah kita
selalu waspada! dari melakukan istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa
perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ،
وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah
kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ
أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma'asyirol
Muslimin rahimakumullah ...
Kembali pada khutbah yang kedua
ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk senantiasa meningkatkan iman dan
taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.
Kemudian dari
khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwasannya
telah disyari’atkan oleh Allah kepada kita untuk senantiasa ber-istighfar dan
taubat dengan lisan yang disertai perbuatan. Karena istighfar dan taubat dengan
lisan semata tanpa disertai dengan perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
2. Bahwasannya
dengan istighfar dan taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa hambaNya, Allah
akan menurunkan hujan yang lebat, Allah akan memperbanyak harta dan anak-anak,
Allah akan menjadikan untuknya kebun yang di dalamnya mengalir sungai-sungai.
Jadi dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan pintu-pintu rizki dan
keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.
Karena itu, marilah
pada kesempatan ini kita berdo’a kepada Allah, memohon ampunan atas segala dosa
dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang pandai ber istighfar agar Allah
senantiasa membukakan pintu keberkahan dari langit dan bumi.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى
آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ.
Ya Allah, jadikanlah
kami termasuk orang-orang yang selalu bertaubat dan beristighfar, dan
mudahkanlah rizki -rizki kami, lancarkanlah urusan-urusan kami serta jagalah
keadaan-keadaan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan
do’a.
Ya Allah, jadikanlah kami
termasuk hamba-hamba Mu yang pandai beristighfar. Dan karuniakanlah kepada kami
buahnya, di dunia maupun di akherat. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi
Maha Mengabulkan do’a. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ
وَمَا لَمْ نَعْلَمْ، وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ
وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا
مِنَ الرِّزْقِ فِي الْحَلاَلِ، وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ يَا
حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ
الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ
بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ
وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ
الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ
فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.