Home » , » Cara Hindari Kanker Prostat dengan Jus Tomat Rebus

Cara Hindari Kanker Prostat dengan Jus Tomat Rebus

Written By Unknown on Kamis, 14 Februari 2013 | Kamis, Februari 14, 2013

Jakarta, Kanker prostat adalah penyakit yang mengincar para lelaki. Penyakit ini bisa menjangkiti pria manapun, tak terkecuali dokter. Nah, untuk menghindari penyakit ini dr Samuel Oetoro, MS, SpGK mengandalkan jus tomat rebus.

"Saat tomat direbus, semua vitamin C dan betakarotennya memang hilang, tapi likopennya yang ada di dalam matrik tomat baru bisa keluar saat direbus," ujar dokter gizi klinis ini dalam peluncuran buku 'Smart Eating 1.000 Jurus Makan Pintar & Hidup Bugar' di Plaza Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Kamis (14/2/2013).

Biasanya dr Samuel membuat jus tomat rebus dengan dicampur es batu yang telah dipecahkan. Sehingga jusnya terasa lebih segar.

Likopen merupakan senyawa fitokimia dari kelompok karotenoid yang banyak terdapat pada tomat. Likopen tersebut adalah pigmen berwarna kuning, oranye, dan merah yang disintesis oleh tumbuhan. Likopen diketahui mampu mengurangi resiko terkena penyakit kronik seperti kanker prostat.

Dokter berusia 55 tahun itu menyebut orang tuanya terkena diabetes. Bahkan sang ayah meninggal di usia 52 tahun karena hipertensi dan diabetes. Karena itu dr Samuel tidak ingin mengalami sakit yang sama.

"Motovasi saya karena saya punya anak yang masih kecil yang baru 7 tahun. Saya harus sekolahkan dia, dan itu butuh dana. Maka itu saya harus sehat," terang dokter gizi klinis yang berpraktik di RS Siloam Semanggi ini.

Setiap hari dr Samuel bangun tidur pukul 04.30 atau 05.00 WIB. Dia lantas bergegas melakukan latihan beban selama 45 menit, dilanjutkan bersepeda statis atau treadmill selama 45 menit juga.

"Saya olahraga dalam seminggu bisa 3-4 kali," terangnya.

Untuk sarapan, dr Samuel memilih mengonsumsi 1 sendok makan oatmeal yang dicampur bekatul. Menurut dia, banyak yang tidak suka bekatul karena rasanya tidak enak. Namun soal rasa bukan masalah bagi dr Samuel, karena yang dia cari adalah serat dalam makanan tersebut.

"Rasa itu cuma 7 cm di mulut, setelah itu sama saja," ucapnya.

Demi menjaga kesehatan, dr Samuel juga banyak ngemil buah. Dia makan 10 porsi buah dari 10 macam buah dengan 10 warna.

"Makan siang biasanya di luar, tapi saya batasi. Belakangan saya bawa nasi merah dan roti gandum," ujar dokter berkacamata ini.

Lalu pada malam hari, dr Samuel mengurangi makan nasi dan lebih banyak makan ikan, ayam, dan sayur. Agar tidak bosan, 2 hari dalam sepekan dr Samuel mengizinkan dirinya untuk 'curang' dengan makan makanan yang menjadi 'dosa' selam waktu dietnya.

"Cheating tidak apa-apa, karena tubuh punya kemampuan untuk menetralisir, asal habbit sudah terbentuk. Cheating bisa dilakukan setelah berhasil diet 8-12 minggu," kata dr Samuel.
Share this article :

Kunjungan

Update

 
Copyright © 2013. BERBAGI ILMU SOSIAL - All Rights Reserved | Supported by : Creating Website | Arif Sobarudin